PELATIHAN DASAR-DASAR ORGANISASI DAN PUBLIC SPEAKING Tidak lama setelah dilantik pada tanggal 14 Februari 2009 di Vihara Dhammasiri Jaya, Pengurus Cabang (PC) Pontianak diberi pelatihan Dasar-dasar Organisasi dan Public Speaking oleh Dewan Pengurus Daerah (DPD) PATRIA Kalimantan Barat. Kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 26 Maret 2009, di SMB Permata Khatulistiwa, Sui Raya ini memiliki tujuan agar PC Pontianak mengenal terlebih dahulu dasar-dasar organisasi yang baik dan benar, selain itu mereka juga dilatih agar berani dan dapat berbicara didepan publik sehingga mereka dapat mengemban tugas dan menjalankan roda organisasi sebagai PC Pontianak dengan baik. Pelatihan ini diikuti oleh 15 peserta yang semuanya adalah PC PATRIA Pontianak dan berlangsung selama 1 hari. Adapun materi yang diberikan adalah “Dasar-dasar Orgasnisasi” yang di sampaikan oleh Bapak Yanto, S.E. dan “Public Speaking” yang disampaikan oleh Bapak Ali Fuchih Siauw, M.Ba., M.Repro., S. And.. Walaupun pelatihan ini hanya berlangsung selama 1 hari dari pukul 09.00-17.00 WIB, banyak dari peserta yang mengaku mendapatkan pengalaman yang sangat berharga dalam pelatihan ini karena para kader PATRIA Pontianak ini langsung disuruh praktek pada saat penyampaian materi. Baik itu langsung berbicara di depan orang banyak, maupun merencanakan kegiatan-kegiatan dalam organisasi. “Selamat berkarya kepada PC Pontianak, semoga setelah kegiatan ini dapat memajukan Buddha Dhamma di Kota pontianak.“ RDS “PATTIDANA DI VIHARA DHAMMASIRI JAYA” Pada tanggal 1-15 bulan 7 penanggalah imlek, masyarakat tiong hoa memiliki tradisi untuk berbakti kepada leluhur yang telah meninggal yang dire Hal demikianlah yang telah dilaksanakan umat Buddha di Vihara Dhammasiri Jaya, Sungai Raya, pada tanggal 29 Maret 2009. Para umatpun tidak melewatkan kesempatan untuk berbuat baik ini, karena kesempatan untuk berbuat baik seperti ini sangat jarang dapat dilakukan secara bersama-sama. Upacara pun berlangsung dengan khusuk dan khidmad, hal ini membuktikan bahwa ada kesungguhan tekad dari umat untuk membalas jasa kebajikan yang telah diperbuat oleh para sanak leluhur. Upacara Pattidana yang berlangsung pada pukul 09.00-11.00 WIB ini dihadiri oleh Y.M. Thiyanno Thera sebagai Padesanayaka STI Kalbar dan Y.M. Ciradhammo Upadesanayaka STI Kalbar. “Adapun tujuan kita melaksanakan Pattidana ini adalah untuk berbuat baik, dengan harapan para sanak leluhur yang terlahir di alam Paradathu Pajivika Peta dapat melihat kebijikan yang telah kita peroleh sehingga mereka dapat turut bersuka citta sehingga dengan pikiran baik ini dapat membantu mereka terbebas dari alam yang kurang beruntung itu.” : tutur Bhante Ciradhammo yang pada kesempatan itu menyampakan dhammadesana dengan semangatnya. “Semoga jasa kebajikan yang telah kita perbuat ini dapat melimpah kepada sanak leluhur, semoga sanak leluhur turut berbahagia, semoga semua mahkluk terbebas dari penderitaan.“ Sadhu…sadhu…sadhu… RDS
alisasikan dengan melaksanakan Cheng Beng/Sembahyang Kubur. Namun dalam ajaran Buddha Dhamma kita juga diajarkan untuk berbakti kepada leluhur yang telah meninggal dengan melakukakan Pattidana atau pelimpahan jasa kebajikan kepada sanak leluhur yang terlahir di alam yang kurang beruntung.
08 April 2009
BERITA MARET 2009
24 Februari 2009
BERITA FEBRUARI 2009
KUNJUNGAN Y.M. JOTIDHAMMO MAHATHERA KE KAL-BAR
Tanggal 13 Februari 2009 adalah hari yang penting bagi umat Buddha di Kalimantan Barat. Karena pada hari itu adalah kunjungan perdana Y.M. Jotidhammo Mahathera ke Bumi Khatulistiwa khusus untuk memperingati perayaan Magha Puja di kota Pontianak dan kota Singkawang.
Pada hari pertama di Kalimantan Barat Bhante Jotidhammo langsung diajak Bhante Thitayanno menuju ke Senakin besarta rombongan, tepatnya di vihara Saddharatana untuk mengunjungi umat Buddha (di Senakin) yang berlatar belakang suku dayak. Setelah bercakap-cakap dan memberikan anusasana, Bhante Jotidhammo dan rombongan pun langsung menuju ke Singkawang dengan menempuh perjalanan ± 3 jam. Dan bermalam di Vimala Chanda Arama.
Tak terasa satu haripun berlalu, dan pada hari kedua Bhante Jotidhammo dan rombongan berkunjung ke berbagai kelenteng yang sangat terkenal di kota seribu kelenteng tersebut. Diantaranya Kelenteng Kaisar Langit yang terletak di atas gunung pasi, dan kelenteng yang paling tua di Singkawang. Sekitar jam 2 siang rombongan pun kembali menuju ke Vimala Chanda Arama, karena pada pukul 15.00 wib akan dilaksanakan perayaan Magha Puja 2552/2009. Begitu acara selesai Bhante Jotidhammo beserta rombongan pun kembali lagi ke pontianak. Karena keesokan harinya akan diadakan perayaan Magha Puja.
Tanggal 15 Februari 2009, Y.M. Jotidhammo Mahathera memberikan wejangan dhamma pada perayaan Magha Puja 2552/2009 di Vihara Dhammasiri Jaya yang juga dihadiri oleh Y.M. Thitayanno Thera. Perjalanan Y.M. Jotidhammo tidak sampai disitu, selesai perayaan Magha Puja di Vihara Dhammasiri Jaya, Y.M. Jotidhammo langsung terbang ke Kabupaten Ketapang sekitar pukul 14.00 wib dan akan Kembali lagi ke Pontianak pada tanggal 16 Februari 2009 sore harinya.
Begitu kembali di Pontianak, Y.M. Jotidhammo diundang untuk mengisi diskusi dhamma yang diadakan di Cetiya Dhamma Ratana pada pukul 19.00 wib. Kunjungan Y.M. Jotidhammo pun berakhir pada keesokan harinya tanggal 17 Februari 2009 setelah melihat-lihat Cetiya-cetiya yang ada di Kota Pontianak, sekitar pukul 14.00 wib pesawat yang ditumpangi Y.M. Jotidhammo meninggalkan kota Pontianak menuju ke Jogjakarta dengan meninggalkan kebajikan dan kenangan bagi umat Buddha di Kalimantan Barat.
MAGHA PUJA DI VIHARA DHAMMASIRI JAYA PONTIANAK
Magha Puja adalah salah satu dari 4 (empat) peringatan agama Buddha, merupakan peristiwa penting dan bersejarah bagi agama Buddha yang terjadi di bulan Magha atau yang sering jatuh pada bulan Februari di mana berkumpulnya 1.250 murid Buddha pada waktu terang bulan purnama sidhi. Peristiwa Magha Puja diawali ketika Sang Buddha berada di Taman Tupai, hutan bambu Veluvana-arama, di kota Rajagaha pada bulan Magha. Pada saat yang sama Sang Buddha dikunjungi oleh para Bhikkhu yang seluruhnya berjumlah 1.250 Bhikkhu yang telah mencapai tingkat kesucian Arahat dan mencapai beberapa kemampuan abhinna (kemampuan batin).
Minggu, 15 Februari 2008, di Vihara Dhammasiri Jaya. Waktu masih menunjukkan pukul 07.30 wib, namun umat Buddha sudah berdatangan di Vihara Dhammasiri Jaya untuk memperingati hari raya Magha Puja 2552/2008 yang dihadiri oleh Y.M. Jotidha
mmo Mahathera (Sanghanayaka STI) dan Y.M. Thitayanno Thera (Padesanayaka STI Kal-Bar). Tepat pukul 08.00 WIB, ritual pun dimulai dengan diawali pembacaan Dhammapada oleh anak-anak SMB Vihara Dhammasiri Jaya dan dilanjutkan penyalaan lilin panca warna dan namakara patha yang dipimpin oleh Bhante Thitayanno. Selesai membacakan paritta-paritta suci, Y.M. Jotidhammo menyampaikan Dhammadesana dengan gaya bahsanya yang luwes dan mudah dimengerti yang mengharapkan agar kita selalu berbuat baik, tidak berbuat jahat, dan mensucikan pikiran, sesuia dengan inti ajaran
para Buddha. Hal tersebut dilakukan dan diterapkan sesuai dengan masing-masing profesi, jadi berbuat kebaikan itu tidak semata-mata melakukan ibadah sembahyang saja, melainkan harus hidup seimbang dan konsentrasi dalam setiap tindakan, yang mana jika dilaksanakan dengan baik dan benar, niscaya melaksanakan meditasi bukan hal yang sulit lagi.
Setelah acara ritual selesai umat masih terlihat menyemuti halaman di luar Vihara sambil menunggu kesempatan untuk berdana kepada Bhikkhu Sangha pada saat Pindapatta. Bhikkhu sanghapun keluar dari kuti dan melakukan pindapatta, umat pun terlihat rapi berbaris dipinggiran jalan sesuai dengan rute yang telah ditentukan sambil menunggu kesempatan untuk berdana makanan.
Dipenghujung acara semua umat dihibur dengan berbagai acara hiburan berupa nyanyian bersama, pembacaan puisi, dan gitar tunggal klasik, yang ditampilkan oleh SMB yang ada di kota Pontianak dan Kab. Kubu Raya.
Umat berdana dengan penuh suka cita
Selamat Hari Magha Puja 2552/2008…………” Semoga Semua Mahkluk Hidup Berbahagia.”
fang shen DI ALUN-ALUN SUNGAI KAPUAS
Kegiatan Fang Sheng diawali dengan pembacaan paritta oleh Y.M. Thitayanno Thera kemudian dilanjutkan dengan pemericikan air thirta kepada hewan yang akan dilepaskan ke alam be
bas, hewan-hewan tersebut dibawa ke pinggir sungai Kapuas, Bhikkhu Thitayanno memulai melepas seekor kura-kura, yang diikuti oleh umat lainnya.
Fang Sheng berasal dari bahasa Mandarin, Fang berarti melepas dan Sheng yang artinya makhluk hidup. Tujuan Fang Sheng ini agar umat Buddha mendapatkan keselamatan, kesehatan, panjang umur, kebahagiaan serta kesenangan hidup. Melepaskan makhluk hidup sebagai perwujudan dari Metta (cinta kasih) dan Kurana (belas kasihan) manusia. Jadi dengan melakukan Fang Sheng, kita memberikan kebebasan kepada makhluk hidup dan kita akan mendapatkan kebahagiaan.
MAGHA PUJA DI CETIYA DHAMMA MANGGALA KETAPANG 2009
Peringatan Magha Puja merupakan satu momentum yang sangat penting bagi umat Buddha karena pada saat itulah Guru Agung umat manusia dan para dewa , Buddha Gotama membabarkan ringkasan penting Dhamma yang lebih dikenal dengan Ovadapatimokkha.
Ada 4 hal yang luarbiasa pada momen pembabaran Ovadapatimokkha yaitu :
1. Waktu itu tanpa perjanjian terlebih dahulu hadir 1250 orang Bhikkhu .
2. Mereka semua telah mencapai tingkat kesucian Arahatta yang memperoleh penahbisan ehibhikkhu upasampada.
3. Mereka, tanpa diundang, hadir di tempat Sang Bhagava.
4. Dalam pertemuan itu, Sang Bhagava melakukan visuddhi uposatha, membabarkan ovadapatimokkha, di Veluvana Arama dekat hutan Kalandakanivapa, saat purnama senja hari di bulan Magha.
Momen pembabaran ovadapatimokkha hanya sekali dalam kehadiran seorang Buddha ke dunia, demikian yang dibabarkan kembali oleh YM. Jotidhammo Mahathera . Bahasa yang beliau sampaikan begitu sederhana namun memiliki makna yang mendalam, sehingga umat-umat begitu serius ketika beliau menjelaskan tentang makna Magha Puja yang intinya adalah mengurangi perbuatan jahat, perbanyak berbuat kebajikan dan membersihkan pikiran. Ini merupakan esensi Ajaran semua Buddha baik yang lampau, sekarang ataupun yang akan datang.
Bhikkhu Jotidhammo Mahathera yang juga merupakan Ketua Umum Sangha Theravada
Besoknya setelah acara Magha Puja, Beliau diundang oleh salah satu pengusaha ,yang juga merupakan simpatisan , Bpk Lim Tong Meng (Sumber Baru Motor ) untuk pemberkahan tempat usaha barunya di SPBU sungai Jawi. Pak Tong Meng juga dengan kedermawanannya berdana materi untuk kebutuhan Sangha Theravada Indonesia.
Bhante Jotidhammo Mahathera setelah makan siang di salah satu umat langsung meninggalkan kota Ketapang dan bertolak ke Pontianak. Selamat jalan Bhante semoga tercapai tujuan akhir, Nibbana…
SEMOGA SEMUA MAHKLUK HIDUP BERBAHAGIA.......
22 Februari 2009
Berita Januari 2009
Menyambut Tahun Baru Bersama di Vihara Dhammasiri Jaya.
“Tidak menyesali yang lalu, tidak merisaukan yang akan datang, karena yang lalu sudah berlalu dan yang akan datang belum tiba, yang terpenting saat ini kita harus menjadi lebih baik dari hari-hari sebelumnya”. Itulah tema yang dirangkul oleh segenap pengurus pemuda/i Vihara Dhammasiri dalam acara menyambut tahun baru 2008 di Vihara Dhammasiri Jaya pada tanggal 30 Desember 2008 dari Pukul 15.00 – 02.00 WIB, dengan ketua panitia Agustinus dan Koordinator acara Nekky, S.T,dimana acara tersebut melibatkan anak-anak kelas 6 SD s/d SMP sebagai peserta kegiatan dengan jumlah peserta 26 orang serta dihadiri juga pemuda/i dari Cetiya Dhammaratana. Acara dimulai dengan berbagai permainan untuk melatih kekompakan dan ketangkasan dari para peserta serta panitia, permainan berlangsung hingga pukul 18.00 (istirahat) setelah itu dilanjutkan dengan nonton bareng sebagai hiburan dan perenungan(film : Ma Ma Hau). Dan yang tak kalah menariknya yaitu acara Api Unggun yang diiringi dengan beberapa lagu budhist serta beberapa permainan bagi mereka yang merayakan hari Ultah nya (Hermanto, S.T, Nekky, S.T, Dedy A, Lina, Achiang, serta Lina b ). Ketegangan, tawa senang serta tangis haru mengiringi pelepasan Tahun Baru 2008 dan memasuki Tahun Baru 2009, itulah yang di alami para peserta juga beberapa panitia dalam kegiatan Tahun Baruan tersebut.
Kebaktian Bersama menyambut Imlek
Seperti biasanya kita dalam melakukan suatu hal yang baru atau membuka lembaran baru dalam hidup, kita harus memulainya dengan pikiran yang positif. Itulah yang dilakukan pemuda/i di Vihara Dhammasiri Jaya dalam menyambut Tahun Baru Imlek, mungkin adakalanya bagi umat awam biasanya dalam menyambut Tahun Baru Imlek, tepat jam 12 malam tgl 30 (penanggalan calender cina) pergi kekelenteng untuk melakukan sembahyang, hal serupa tetapi cara dan tempat yang berbeda juga dilakukan oleh pemuda/i Vihara Dhammasiri Jaya dalam menyambut Tahun Baru Imlek yaitu melakukan kebaktian bersama tepat pada pukul : 00.00, walaupun hanya beberapa yang hadir tetapi semangat dan keyakinan dalam membacakan paritta – partitta suci tidak goyah dan dilanjutkan dengan meditasi bersama untuk mensyukuri (PUAS) dengan apa yang ada pada saat ini.
Kebaktian Imlek Bersama di VDsJ

Tepat pada hari pertama Imlek 26 Januari 2009, pada pukul 08.00 WIB di Vihara Dhammasiri Jaya (VDsJ) mengadakan kebaktian bersama yang menggabungkan anak –anak dan pemuda/I dalam kebaktian tersebut dengan jumlah peserta berkisar 50 orang, kebaktian dipimpin oleh salah satu anak Sekolah Minggu Budhis Vihara Dhammasiri Jaya yaitu Yusandi (SMP kelas 1), dan Dhammadesana di bawakan oleh ketua Dayaka Vihara Dhammasiri Jaya (Nekky
, S.T,), setelah itu acara dilanjutkan dengan pencabutan amphao yang telah digantung di pohon amphoa bagi peserta yang mendapat kesempatan (setelah kebaktian selesai) dan pada akhir acara tersebut dilanjutkan dengan pembakaran mercun tepat di depan Vihara Dhammasiri Jaya, acara selesai hingga Pukul : 10.00 WIB, dan semua Pemuda/I VDsJ berkunjung kerumah penduduk-penduduk di sekitar Vihara untuk mengucapkan selamat Tahun Baru Imlek.(JDJ)
Suatu perbuatan yang bila dilakukan mendatangkan sesal, yang akibatnya menyertakan derai air mata dan tangisan – perbuatan itu bukan perbuatan baik. Dhammapada(52)
Pada hari minggu tanggal 14 Desember 2008 pukul 12.00 WIB, di Cetiya Buddharatana DPC PATRIA Kota Pontianak resmi terbentuk. Seluruh pengurus DPD PATRIA KALBAR juga turut bergembira karena rencana untuk membentuk DPC Kota Pontianak sudah lama sekali menjadi angan-angan dan akhirnya menjadi kenyataan juga.Diawali dengan Namakara Patha, dan melalui musyawarah yang sederhana para pemuda Therawada di Kota Pontianak sepakat untuk memilih saudara Ke Khuang sebagai ketua DPC PATRIA Kota Pontianak. Musayawarah yang berlangsung pada pukul 12.00-13.00 WIB ini dihadiri oleh 28 orang, dan turuh hadir juga dari unsur KBTI, Bpk. Sujono.
Pada kesempatan itu Bpk. Sujono juga menyampaikan harapannya semoga dengan terbentuknya DPC PATRIA Kota Pontianak, agama Buddha di Kota Pontianak akan semakin berkembang. Sadhu…sadhu…sadhu…
Pembentukan DPC PATRIA Kota Singkawang, KALBAR
Seluruh pemuda Therawada Kota Singkawang sangat berbahagia karena pada hari minggu tanggal 04 Januari 2009 di Vimala Chanda Arama, DPC PATRIA Kota Singkawang resmi terbentuk.
Musyawarah yang dimulai tepat pada pukul 11.00 WIB ini diawali dengan membacakan Namakara Patha, dan dilanjutkan dengan musyawarah singkat dengan jumlah peserta musyawarah sebanyak 18 orang dan menghasilkan keputusan untuk memilih Saudara Jimmy sebagai ketua terpilih periode 2009-20011.
Saudara Rudi Sugianto sebagai ketua DPD PATRIA KALBAR juga turut hadir dalam musyawarah tersebut untuk memberikan arahan dan masukan-masukan di awal musyawarah.
Tepat pada pukul 12.00 WIB musyawarah ditutup kembali dengan Namakara Patha setelah itu semua peserta musyawarah memberikan ucapan selamat kepada ketua terpilih.
Biasanya kita melewati akhir tahun dan menyambut tahun baru dengan sebuah pesta kembang api atau dengan barbeque sampai menjelang pagi. Tapi berbeda dengan pemuda/i Theravada yang berada di kota Pontianak, mereka melewati akhir tahun 2008 dan menyambut tahun baru 2009 dengan melaksanakan Vipassana selama 3 hari di Vimala Chanda Arama, Singkawang.
Vipassana yang dilaksanakan pada tanggal 31 Desember 2008 – 2 Januari 2009 ini diikuti sebanyak 11 peserta dari unsur pemuda dan 1 orang guru agama Buddha. Dengan bimbingan dari Y.M. Thitayanno Thera semuanya terlihat semangat dan serius dalam melatih vipassana bhavana.
Setiap hari peserta diwajibkan bangun pada pukul 03.30 WIB, kemudian melakukan meditasi jalan dan duduk bergantian selama 1 jam sampai pukul 06.30 WIB. Setelah itu memohon sila, bersih-bersih dan makan pagi sampai pukul 08.00 WIB. Meditasi dilanjutkan kembali sampai pukul 11.00 WIB, kemudian makan siang sampai pukul 12.00 WIB. Tepat pada pukul 12.00 WIB meditasi kembali sampai pukul 17.00 WIB. Pada Pukul 17.00 – 18.00 adalah waktunya wawancara dengan Y.M. Thitayanno, dilanjutkan dengan bersih-bersih. Pada pukul 18.00 WIB meditasi kembali sampai pukul 21.00 WIB. Demikianlah yang harus dijalankan dangan melaksanakan Vipassana Bhavana.
Kegiatan Vipassana ini patut dilaksanakan kembali karena membawa manfaat yang besar sekali, tutur salah satu paserta Vipassana Bhavana.
(RDS)
PENYERAHAN SERTIFIKAT TANAH OLEH BENNY YONK KEPADA YAYASAN SANGHA THERAVADA INDONESIA
(SCR)