24 Februari 2009

BERITA FEBRUARI 2009









Perayaan Magha Puja 2552 BE / 2009.

KUNJUNGAN Y.M. JOTIDHAMMO MAHATHERA KE KAL-BAR


Tanggal 13 Februari 2009 adalah hari yang penting bagi umat Buddha di Kalimantan Barat. Karena pada hari itu adalah kunjungan perdana Y.M. Jotidhammo Mahathera ke Bumi Khatulistiwa khusus untuk memperingati perayaan Magha Puja di kota Pontianak dan kota Singkawang.

Pada hari pertama di Kalimantan Barat Bhante Jotidhammo langsung diajak Bhante Thitayanno menuju ke Senakin besarta rombongan, tepatnya di vihara Saddharatana untuk mengunjungi umat Buddha (di Senakin) yang berlatar belakang suku dayak. Setelah bercakap-cakap dan memberikan anusasana, Bhante Jotidhammo dan rombongan pun langsung menuju ke Singkawang dengan menempuh perjalanan ± 3 jam. Dan bermalam di Vimala Chanda Arama.

Tak terasa satu haripun berlalu, dan pada hari kedua Bhante Jotidhammo dan rombongan berkunjung ke berbagai kelenteng yang sangat terkenal di kota seribu kelenteng tersebut. Diantaranya Kelenteng Kaisar Langit yang terletak di atas gunung pasi, dan kelenteng yang paling tua di Singkawang. Sekitar jam 2 siang rombongan pun kembali menuju ke Vimala Chanda Arama, karena pada pukul 15.00 wib akan dilaksanakan perayaan Magha Puja 2552/2009. Begitu acara selesai Bhante Jotidhammo beserta rombongan pun kembali lagi ke pontianak. Karena keesokan harinya akan diadakan perayaan Magha Puja.

Tanggal 15 Februari 2009, Y.M. Jotidhammo Mahathera memberikan wejangan dhamma pada perayaan Magha Puja 2552/2009 di Vihara Dhammasiri Jaya yang juga dihadiri oleh Y.M. Thitayanno Thera. Perjalanan Y.M. Jotidhammo tidak sampai disitu, selesai perayaan Magha Puja di Vihara Dhammasiri Jaya, Y.M. Jotidhammo langsung terbang ke Kabupaten Ketapang sekitar pukul 14.00 wib dan akan Kembali lagi ke Pontianak pada tanggal 16 Februari 2009 sore harinya.

Begitu kembali di Pontianak, Y.M. Jotidhammo diundang untuk mengisi diskusi dhamma yang diadakan di Cetiya Dhamma Ratana pada pukul 19.00 wib. Kunjungan Y.M. Jotidhammo pun berakhir pada keesokan harinya tanggal 17 Februari 2009 setelah melihat-lihat Cetiya-cetiya yang ada di Kota Pontianak, sekitar pukul 14.00 wib pesawat yang ditumpangi Y.M. Jotidhammo meninggalkan kota Pontianak menuju ke Jogjakarta dengan meninggalkan kebajikan dan kenangan bagi umat Buddha di Kalimantan Barat.


MAGHA PUJA DI VIHARA DHAMMASIRI JAYA PONTIANAK


Magha Puja adalah salah satu dari 4 (empat) peringatan agama Buddha, merupakan peristiwa penting dan bersejarah bagi agama Buddha yang terjadi di bulan Magha atau yang sering jatuh pada bulan Februari di mana berkumpulnya 1.250 murid Buddha pada waktu terang bulan purnama sidhi. Peristiwa Magha Puja diawali ketika Sang Buddha berada di Taman Tupai, hutan bambu Veluvana-arama, di kota Rajagaha pada bulan Magha. Pada saat yang sama Sang Buddha dikunjungi oleh para Bhikkhu yang seluruhnya berjumlah 1.250 Bhikkhu yang telah mencapai tingkat kesucian Arahat dan mencapai beberapa kemampuan abhinna (kemampuan batin).

Minggu, 15 Februari 2008, di Vihara Dhammasiri Jaya. Waktu masih menunjukkan pukul 07.30 wib, namun umat Buddha sudah berdatangan di Vihara Dhammasiri Jaya untuk memperingati hari raya Magha Puja 2552/2008 yang dihadiri oleh Y.M. Jotidhammo Mahathera (Sanghanayaka STI) dan Y.M. Thitayanno Thera (Padesanayaka STI Kal-Bar). Tepat pukul 08.00 WIB, ritual pun dimulai dengan diawali pembacaan Dhammapada oleh anak-anak SMB Vihara Dhammasiri Jaya dan dilanjutkan penyalaan lilin panca warna dan namakara patha yang dipimpin oleh Bhante Thitayanno. Selesai membacakan paritta-paritta suci, Y.M. Jotidhammo menyampaikan Dhammadesana dengan gaya bahsanya yang luwes dan mudah dimengerti yang mengharapkan agar kita selalu berbuat baik, tidak berbuat jahat, dan mensucikan pikiran, sesuia dengan inti ajaran para Buddha. Hal tersebut dilakukan dan diterapkan sesuai dengan masing-masing profesi, jadi berbuat kebaikan itu tidak semata-mata melakukan ibadah sembahyang saja, melainkan harus hidup seimbang dan konsentrasi dalam setiap tindakan, yang mana jika dilaksanakan dengan baik dan benar, niscaya melaksanakan meditasi bukan hal yang sulit lagi.

Setelah acara ritual selesai umat masih terlihat menyemuti halaman di luar Vihara sambil menunggu kesempatan untuk berdana kepada Bhikkhu Sangha pada saat Pindapatta. Bhikkhu sanghapun keluar dari kuti dan melakukan pindapatta, umat pun terlihat rapi berbaris dipinggiran jalan sesuai dengan rute yang telah ditentukan sambil menunggu kesempatan untuk berdana makanan.

Dipenghujung acara semua umat dihibur dengan berbagai acara hiburan berupa nyanyian bersama, pembacaan puisi, dan gitar tunggal klasik, yang ditampilkan oleh SMB yang ada di kota Pontianak dan Kab. Kubu Raya.

Umat berdana dengan penuh suka cita

Selamat Hari Magha Puja 2552/2008…………” Semoga Semua Mahkluk Hidup Berbahagia.”

fang shen DI ALUN-ALUN SUNGAI KAPUAS


Sebagai rangkaian acara penutupan perayaan Magha Puja 2552 BE / 2009, umat Theravada mengadakan ritual Fang Sheng. Umat yang hadir untuk mengikuti acara ini ratusan jumlahnya dengan masing-masing membawa sejumlah hewan yang akan dilepas. Ada yang membawa kura-kura, ikan lele, ikan belut maupun ikan gabus. Turut hadir Ketua PC. Magabudhi Kota Pontianak (Dr. Ali F. Siauw, Sp. And), Pembimbing Masyarakat Buddha Kalbar (Bapak Saiman SS), tokoh masyarakat Tionghoa Kalbar, Bapak Sumitra Lie dan sejumlah guru agama Buddha di kota Pontianak dan sekitarnya.

Kegiatan Fang Sheng diawali dengan pembacaan paritta oleh Y.M. Thitayanno Thera kemudian dilanjutkan dengan pemericikan air thirta kepada hewan yang akan dilepaskan ke alam bebas, hewan-hewan tersebut dibawa ke pinggir sungai Kapuas, Bhikkhu Thitayanno memulai melepas seekor kura-kura, yang diikuti oleh umat lainnya.

Fang Sheng berasal dari bahasa Mandarin, Fang berarti melepas dan Sheng yang artinya makhluk hidup. Tujuan Fang Sheng ini agar umat Buddha mendapatkan keselamatan, kesehatan, panjang umur, kebahagiaan serta kesenangan hidup. Melepaskan makhluk hidup sebagai perwujudan dari Metta (cinta kasih) dan Kurana (belas kasihan) manusia. Jadi dengan melakukan Fang Sheng, kita memberikan kebebasan kepada makhluk hidup dan kita akan mendapatkan kebahagiaan.

Sementara itu YM. Bhikkhu Jotidhammo Mahathera bertolak ke Ketapang pada hari yang sama jam 15.00 dengan pesawat Kalstar atas undangan umat Buddha Theravada Cetiya Dhamma Manggala Ketapang dan sesampainya di Ketapang dijemput langsung oleh Ketua Magabuddhi Cabang Ketapang (Romo Kusalo) dan dilangsungkan perayaan Maghapuja pada malam harinya, berlangsung dengan sukses.

MAGHA PUJA DI CETIYA DHAMMA MANGGALA KETAPANG 2009

Peringatan Magha Puja merupakan satu momentum yang sangat penting bagi umat Buddha karena pada saat itulah Guru Agung umat manusia dan para dewa , Buddha Gotama membabarkan ringkasan penting Dhamma yang lebih dikenal dengan Ovadapatimokkha.

Ada 4 hal yang luarbiasa pada momen pembabaran Ovadapatimokkha yaitu :

1. Waktu itu tanpa perjanjian terlebih dahulu hadir 1250 orang Bhikkhu .

2. Mereka semua telah mencapai tingkat kesucian Arahatta yang memperoleh penahbisan ehibhikkhu upasampada.

3. Mereka, tanpa diundang, hadir di tempat Sang Bhagava.

4. Dalam pertemuan itu, Sang Bhagava melakukan visuddhi uposatha, membabarkan ovadapatimokkha, di Veluvana Arama dekat hutan Kalandakanivapa, saat purnama senja hari di bulan Magha.

Momen pembabaran ovadapatimokkha hanya sekali dalam kehadiran seorang Buddha ke dunia, demikian yang dibabarkan kembali oleh YM. Jotidhammo Mahathera . Bahasa yang beliau sampaikan begitu sederhana namun memiliki makna yang mendalam, sehingga umat-umat begitu serius ketika beliau menjelaskan tentang makna Magha Puja yang intinya adalah mengurangi perbuatan jahat, perbanyak berbuat kebajikan dan membersihkan pikiran. Ini merupakan esensi Ajaran semua Buddha baik yang lampau, sekarang ataupun yang akan datang.

Bhikkhu Jotidhammo Mahathera yang juga merupakan Ketua Umum Sangha Theravada Indonesia hadir di Peringatan Magha Puja di Cetiya Dhamma Manggala Ketapang dari tanggal 15-16 Pebruari 2009. Sebelumnya beliau juga hadir di Pontianak dalam acara yang sama.

Besoknya setelah acara Magha Puja, Beliau diundang oleh salah satu pengusaha ,yang juga merupakan simpatisan , Bpk Lim Tong Meng (Sumber Baru Motor ) untuk pemberkahan tempat usaha barunya di SPBU sungai Jawi. Pak Tong Meng juga dengan kedermawanannya berdana materi untuk kebutuhan Sangha Theravada Indonesia.

Bhante Jotidhammo Mahathera setelah makan siang di salah satu umat langsung meninggalkan kota Ketapang dan bertolak ke Pontianak. Selamat jalan Bhante semoga tercapai tujuan akhir, Nibbana…

SEMOGA SEMUA MAHKLUK HIDUP BERBAHAGIA.......




22 Februari 2009

Berita Januari 2009





Menyambut Tahun Baru Bersama di Vihara Dhammasiri Jaya.

“Tidak menyesali yang lalu, tidak merisaukan yang akan datang, karena yang lalu sudah berlalu dan yang akan datang belum tiba, yang terpenting saat ini kita harus menjadi lebih baik dari hari-hari sebelumnya”. Itulah tema yang dirangkul oleh segenap pengurus pemuda/i Vihara Dhammasiri dalam acara menyambut tahun baru 2008 di Vihara Dhammasiri Jaya pada tanggal 30 Desember 2008 dari Pukul 15.00 – 02.00 WIB, dengan ketua panitia Agustinus dan Koordinator acara Nekky, S.T,dimana acara tersebut melibatkan anak-anak kelas 6 SD s/d SMP sebagai peserta kegiatan dengan jumlah peserta 26 orang serta dihadiri juga pemuda/i dari Cetiya Dhammaratana. Acara dimulai dengan berbagai permainan untuk melatih kekompakan dan ketangkasan dari para peserta serta panitia, permainan berlangsung hingga pukul 18.00 (istirahat) setelah itu dilanjutkan dengan nonton bareng sebagai hiburan dan perenungan(film : Ma Ma Hau). Dan yang tak kalah menariknya yaitu acara Api Unggun yang diiringi dengan beberapa lagu budhist serta beberapa permainan bagi mereka yang merayakan hari Ultah nya (Hermanto, S.T, Nekky, S.T, Dedy A, Lina, Achiang, serta Lina b ). Ketegangan, tawa senang serta tangis haru mengiringi pelepasan Tahun Baru 2008 dan memasuki Tahun Baru 2009, itulah yang di alami para peserta juga beberapa panitia dalam kegiatan Tahun Baruan tersebut.

Kebaktian Bersama menyambut Imlek

Seperti biasanya kita dalam melakukan suatu hal yang baru atau membuka lembaran baru dalam hidup, kita harus memulainya dengan pikiran yang positif. Itulah yang dilakukan pemuda/i di Vihara Dhammasiri Jaya dalam menyambut Tahun Baru Imlek, mungkin adakalanya bagi umat awam biasanya dalam menyambut Tahun Baru Imlek, tepat jam 12 malam tgl 30 (penanggalan calender cina) pergi kekelenteng untuk melakukan sembahyang, hal serupa tetapi cara dan tempat yang berbeda juga dilakukan oleh pemuda/i Vihara Dhammasiri Jaya dalam menyambut Tahun Baru Imlek yaitu melakukan kebaktian bersama tepat pada pukul : 00.00, walaupun hanya beberapa yang hadir tetapi semangat dan keyakinan dalam membacakan paritta – partitta suci tidak goyah dan dilanjutkan dengan meditasi bersama untuk mensyukuri (PUAS) dengan apa yang ada pada saat ini.

Kebaktian Imlek Bersama di VDsJ

Tepat pada hari pertama Imlek 26 Januari 2009, pada pukul 08.00 WIB di Vihara Dhammasiri Jaya (VDsJ) mengadakan kebaktian bersama yang menggabungkan anak –anak dan pemuda/I dalam kebaktian tersebut dengan jumlah peserta berkisar 50 orang, kebaktian dipimpin oleh salah satu anak Sekolah Minggu Budhis Vihara Dhammasiri Jaya yaitu Yusandi (SMP kelas 1), dan Dhammadesana di bawakan oleh ketua Dayaka Vihara Dhammasiri Jaya (Nekky, S.T,), setelah itu acara dilanjutkan dengan pencabutan amphao yang telah digantung di pohon amphoa bagi peserta yang mendapat kesempatan (setelah kebaktian selesai) dan pada akhir acara tersebut dilanjutkan dengan pembakaran mercun tepat di depan Vihara Dhammasiri Jaya, acara selesai hingga Pukul : 10.00 WIB, dan semua Pemuda/I VDsJ berkunjung kerumah penduduk-penduduk di sekitar Vihara untuk mengucapkan selamat Tahun Baru Imlek.

(JDJ)


Suatu perbuatan yang bila dilakukan mendatangkan sesal, yang akibatnya menyertakan derai air mata dan tangisan – perbuatan itu bukan perbuatan baik. Dhammapada(52)





Pembentukan DPC PATRIA Kota Pontianak, KALBAR

Pada hari minggu tanggal 14 Desember 2008 pukul 12.00 WIB, di Cetiya Buddharatana DPC PATRIA Kota Pontianak resmi terbentuk. Seluruh pengurus DPD PATRIA KALBAR juga turut bergembira karena rencana untuk membentuk DPC Kota Pontianak sudah lama sekali menjadi angan-angan dan akhirnya menjadi kenyataan juga.
Diawali dengan Namakara Patha, dan melalui musyawarah yang sederhana para pemuda Therawada di Kota Pontianak sepakat untuk memilih saudara Ke Khuang sebagai ketua DPC PATRIA Kota Pontianak. Musayawarah yang berlangsung pada pukul 12.00-13.00 WIB ini dihadiri oleh 28 orang, dan turuh hadir juga dari unsur KBTI, Bpk. Sujono.
Pada kesempatan itu Bpk. Sujono juga menyampaikan harapannya semoga dengan terbentuknya DPC PATRIA Kota Pontianak, agama Buddha di Kota Pontianak akan semakin berkembang. Sadhu…sadhu…sadhu…

Pembentukan DPC PATRIA Kota Singkawang, KALBAR

Seluruh pemuda Therawada Kota Singkawang sangat berbahagia karena pada hari minggu tanggal 04 Januari 2009 di Vimala Chanda Arama, DPC PATRIA Kota Singkawang resmi terbentuk.
Musyawarah yang dimulai tepat pada pukul 11.00 WIB ini diawali dengan membacakan Namakara Patha, dan dilanjutkan dengan musyawarah singkat dengan jumlah peserta musyawarah sebanyak 18 orang dan menghasilkan keputusan untuk memilih Saudara Jimmy sebagai ketua terpilih periode 2009-20011.
Saudara Rudi Sugianto sebagai ketua DPD PATRIA KALBAR juga turut hadir dalam musyawarah tersebut untuk memberikan arahan dan masukan-masukan di awal musyawarah.
Tepat pada pukul 12.00 WIB musyawarah ditutup kembali dengan Namakara Patha setelah itu semua peserta musyawarah memberikan ucapan selamat kepada ketua terpilih.


Old and New dengan Vipassana

Biasanya kita melewati akhir tahun dan menyambut tahun baru dengan sebuah pesta kembang api atau dengan barbeque sampai menjelang pagi. Tapi berbeda dengan pemuda/i Theravada yang berada di kota Pontianak, mereka melewati akhir tahun 2008 dan menyambut tahun baru 2009 dengan melaksanakan Vipassana selama 3 hari di Vimala Chanda Arama, Singkawang.
Vipassana yang dilaksanakan pada tanggal 31 Desember 2008 – 2 Januari 2009 ini diikuti sebanyak 11 peserta dari unsur pemuda dan 1 orang guru agama Buddha. Dengan bimbingan dari Y.M. Thitayanno Thera semuanya terlihat semangat dan serius dalam melatih vipassana bhavana.
Setiap hari peserta diwajibkan bangun pada pukul 03.30 WIB, kemudian melakukan meditasi jalan dan duduk bergantian selama 1 jam sampai pukul 06.30 WIB. Setelah itu memohon sila, bersih-bersih dan makan pagi sampai pukul 08.00 WIB. Meditasi dilanjutkan kembali sampai pukul 11.00 WIB, kemudian makan siang sampai pukul 12.00 WIB. Tepat pada pukul 12.00 WIB meditasi kembali sampai pukul 17.00 WIB. Pada Pukul 17.00 – 18.00 adalah waktunya wawancara dengan Y.M. Thitayanno, dilanjutkan dengan bersih-bersih. Pada pukul 18.00 WIB meditasi kembali sampai pukul 21.00 WIB. Demikianlah yang harus dijalankan dangan melaksanakan Vipassana Bhavana.
Kegiatan Vipassana ini patut dilaksanakan kembali karena membawa manfaat yang besar sekali, tutur salah satu paserta Vipassana Bhavana.

(RDS)





PENYERAHAN SERTIFIKAT TANAH OLEH BENNY YONK KEPADA YAYASAN SANGHA THERAVADA INDONESIA

Setelah melalui proses yang panjang dalam prosedur pengurusan sertifikat tanah dengan lahan seluas kurang lebih 2500 m, yang dimulai oleh YM. Thitayanno Thera beberapa bulan yang lalu, akhirnya harapan yang ditunggu sampai juga. Proses pemecahan sertifikat tersebut memang memakan waktu yang cukup lama, namun hal ini terjadi karena berbagai hal diantaranya kesibukan Bhikkhu dan adanya beberapa surat dari yayasan yang diperlukan sehingga membuat penyerahan sertifikat ini berjalan sangat lamban. Penungguan yang cukup lama akhirnya tercapai juga ketika Sekjen Sangha Theravada Indonesia, YM. Cittagutto Thera hadir ke Ketapang pada tanggal 20-23 Januari 2009 dalam rangka menandatangani sertifikat. YM. Cittagutto Thera yang mewakili Yayasan STI juga secara simbolis menerima sertifikat yang diserahkan oleh donatur Bpk Benny Yonk yang juga merupakan salah satu pemilik Hotel Aston Ketapang. Semoga kebajikan yang telah dilakukan oleh Pak Benny Yonk akan membawa berkah keelokan, kesehatan, kemakmuran dan kebahagiaan. Dan semua umat Buddha Theravada Ketapang tentu sangat ber-mudita citta atas jasa kebajikan ini. Rencana kedepan dari para pengurus Cetiya Dhamma Manggala Ketapang adalah menyerahkan pembangunan awal kepada Yayasan STI sambil menggalang dana dari para umat dan simpatisan. Pembangunan vihara memang sudah sangat urgen mengingat tempat yang selama ini dipinjamkan oleh salah satu umat rencananya sudah akan diambil kembali. Harapan kami semua adalah dengan lahan yang cukup luas tersebut semoga proses pembangunan vihara ini bisa cepat terrealisasi, untuk itu kedepannya bantuan secara moriil maupun materi sangat kami nantikan. Semoga semua maju di dalam Dhamma....Sadhu...Sadhu....Sadhu....

(SCR)